ROKOK elektrik adalah
inhaler berbasis tenaga listrik baterai yang mengandung nikotin. Dimana
WHO menyebut sebagai sistem pengiriman elektronik nikotin.
Pada awalnya rokok elektrik dipasarkan sebagai alternatif pengganti
rokok tembakau dengan mekanisme kerja sebagai alat penyemprot dan
menguap cairan nikotin dalam cartridge.
Cairan nikotin ini, awalnya diakui aman, karena hanya mengandung
nikotin, propilen glikol, penyedap (untuk mensimulasikan rasa tembakau),
air, serta tanpa tar berbahaya dan aditif kimia beracun.
Pada 2009, Food and Drug Association (FDA) mensponsori penelitian
untuk mengevaluasi rokok elektrik. Mereka menemukan bahwa rokok elektrik
masih mengandung Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA) dan Diethylene
Glycol (DEG) yang dikebal sebagai racun dan karsinogen (zat pemicu
kanker).
Studi terbaru yang membandingkan beberapa rokok elektrik mencatat
bahwa beberapa 'e-cigarette' merek tertentu meningkatkan secara
signifikan kadar karbon monoksida di dalam plasma darah dan tingkat
denyut jantung penggunanya.
"Memang rokok elektrik ini pernah digunakan sebagai alat bantu
program berhenti merokok, dengan cara mengurangi kadar nikotin secara
bertahap. Namun, FDA dan Electronic Cigarette Association (ECA) sudah
tidak menganjurkan rokok elektrik lagi," tulis Prof. Dr. Tjandra Yoga
Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan kepada Okezone, yang ditulis pada Sabtu
(1/11/2014). Data-data yang tersedia saat ini, menunjukkan bahwa rokok
elektrik belum terbukti sebagai alternatif yang aman.
"Studi lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak kesehatan dari rokok
elektronik pada penggunaan jangka panjang masih diperlukan," tulisnya
lagi.
Tembakau merupakan salah satu isu global yang sedang marak
dibicarakan dan digalakan dalam rangka memerangi rokok. Merokok tidak
hanya merugikan pengguna tetapi juga lingkungan sekitarnya.
Studi menunjukkan bahwa asap rokok yang dihembuskan mengandung
nikotin 4-6 kali daripada yang dihirup oleh pengguna, itulah mengapa
merokok juga membahayakan bagi orang-orang di sekitar, atau perokok
pasif.
Saat ini WHO sedang memerangi epidemi tembakau dengan berbagai
strategi, salah satunya adalah dengan menggalakan upaya berhenti
merokok. Selain melalui teknik konseling juga dilakukan dengan
menggunakan terapi pengganti nikotin atau Nicotine Replacement Therapy
(NRT), seperti permen karet, tablet hisap, sediaan tempel kulit,
inhaler, dan semprot hidung.
( OKZONE )
0 Komentar untuk "Terungkap Bahaya Hisap Rokok Elektrik"